S E L A M A T D A T A N G

Selasa, 19 November 2013

MENGANALISIS WACANA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI#

                                                   Antara Hukum Dan Sebungkus Nasi
Tanggal 10 Juli 2009. Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dilantik sebagai Presiden-Wapres. Usia pemerintahan kini menginjak enam bulan.
Dalam enam bulan pemerintahan ini, situasi bangsa terus diwarnai kegaduhan politik yang tak kunjung reda. Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century. DPR pun membentuk Panitia Khusus DPR tentang Hak Angket Bank Century yang hasil finalnya telah disampaikan kepada pemerintah.
Perseteruan di dalam internal kepolisian pun terjadi pasca-pemberhentian Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji. Susno melakukan safari politik ke sejumlah lembaga, termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum. Ia pun mengungkapkan berbagai skandal di lingkungan Mabes Polri atau pun di DIrektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Sejumlah orang tersengat oleh nyanyian Susno. Tersebutlah nama pegawai pajak Gayus Tambunan, pengusaha Andi Kosasih, advokat Haposan Panggabean. Belakangan menjuat pula nama Sjahril Djohan yang disebut Susno sebagai “Mister X” yang disebutnya pula sebagai tokoh yang bisa mengatur perkara.
Terakhir kali, pengakuan mengejutkan muncul dari Ketua Majelis Hakim Muhtadi Asnun yang menangani perkara Gayus Tambunan. Menurut penjelasan Ketua Komisi Yudisial Busyro Muqoddas, hakim Asnun mengaku telah menerima Rp 50 juta dari Gayus.
Busyro pun menyebutkan tiga kesalahan yang dilakukan Asnun. Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.
Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan potret riil sistem peradilan kita. Pengakuan itu memunculkan pertanyaan, bagaimana mungkin seorang hakim mengundang terdakwa ke rumahnya? Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.
Sejumlah aktivis mendeklarasikan situasi darurat mafia hukum di negeri. Masalahnya, bagaimana sakit kronisnya dunia peradilan kita yang melibatkan terdakwa, advokat, polisi, jaksa, dan hakim akan diatasi. Apakah cukup dengan legal formal yang selama ini dijalani dan tak menimbulkan efek jera?
Menarik apa yang dikatakan Sekretaris Jenderal Transparency Internasional Indonesia Teten Masduki kepada harian ini, Minggu. Ia mengusulkan kepada Mahkamah Agung untuk mencontoh Georgia dengan memecat semua hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi dan sesegara mungkin menyeleksi hakim-hakim baru. Untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan kepemimpinan efektif yang berani melakukan terobosan.

Menganalisis wacana “Antara Hukum dan Sebungkus Nasi” dengan menggunakan dua analisis yaitu analisis kohesi dan analisis koherensi.
1.    KOHESI
Holiday dan Hasan mengemukakan sarana-sarana kohesif yang terperinci dalam karya mereka yang berjudul Cohesion In English. Mereka mengelompokkan sarana-sarana kohesif itu ke dalam lima kategori, yaitu:
1.    Pronomina
2.    Subtitusi
3.    Ellipsis
4.    Konjungsi
5.    Leksikal
Berdasarkan teori tersebut maka sarana-sarana kohesif yang ada dalam wacana di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Pronomina
Pronomina yang terdapat dalam wacana di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a.    Pronomina persona
•    Ia pun mengungkapkan berbagai skandal di lingkungan Mabes Polri atau pun di DIrektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Pronomina persona ketiga tunggal ia mengacu pada Komisaris Jenderal Susno Duadji.
•    Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan potret riil sistem peradilan kita.
Pronomina persona pertama jamak kita mengacu pada warga negara Indonesia.
•    Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.
Pronomina persona pertama jamak kita mengacu pada rakyat Indonesia.
•    Masalahnya, bagaimana sakit kronisnya dunia peradilan kita yang melibatkan terdakwa, advokat, polisi, jaksa, dan hakim akan diatasi.
Pronomina persona pertama jamak kita mengacu pada rakyat Indonesia.
•    Ia mengusulkan kepada Mahkamah Agung untuk mencontoh Georgia dengan memecat semua hakim ... .
Pronomina persona ketiga tunggal ia mengacu pada Teten Masduki.
b.    Pronomina penunjuk
•    Dalam enam bulan pemerintahan ini, situasi bangsa terus diwarnai kegaduhan politik yang tak kunjung reda.
Pronomina penunjuk ini mengacu pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
•    Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century.
Pronomina penunjuk ini mengacu pada bangsa Indonesia.
•    Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan... .
Pronomina penunjuk itu mengacu pada pengakuan bahwa Asnun telah menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.
•    Pengakuan itu memunculkan pertanyaan... ?
Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita... .
Kedua pronomina penunjuk itu mengacu pada pengakuan Asnun menerima dana dari Gayus.
•    Apakah cukup dengan legal formal yang selama ini dijalani dan tak menimbulkan efek jera?
Pronomina penunjuk ini mengacu pada pemerintahan SBY-Boediono.
•    Untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan kepemimpinan efektif yang berani melakukan terobosan.
Pronomina penunjuk itu mengacu pada masalah seperti hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi.
2.    Subtitusi
Subtitusi atau penyulihan unsur bahasa oleh unsur lain yang lebih besar dari wacana di atas adalah:
•    Pengakuan itu memunculkan pertanyaan, bagaimana mungkin seorang hakim mengundang terdakwa ke rumahnya?
Dari kalimat tersebut Muhtadi Asnun disulih dengan kata seorang hakim, sedangkan Gayus disulih dengan kata terdakwa.
•    Sejumlah orang tersengat oleh nyanyian Susno.
Frasa sejumlah orang pada kalimat tersebut merupakan konstituen yang berfungsi menyulih kata Gayus Tambunan, Andi Kosasih, dan Haposan Panggabean.
3.    Ellipsis
Kata-kata atau frasa-frasa yang di elipsis pada kalimat yang terdapat dalam wacana di atas adalah:
•    Usia pemerintahan kini menginjak enam bulan.
Jika dituliskan secara lengap, bentuk kalimat itu menjadi usia pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono kini menginjak enam bulan.
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari asnun.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi Pertama, Asnun pernah memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, Asnun pernah mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga, Asnun pernah menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.
•    Sejumlah aktivis mendeklarasikan situasi darurat mafia hukum di negeri.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi sejumlah aktivis mendeklarasikan situasi darurat mafia hukum di dalam negeri ini/di negeri tercinta ini.
•    Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan menunjukkan potret riil sistem peradilan kita.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan menunjukkan potret riil sistem peradilan kita yang semakin buruk dan kian menghawatirkan.
•    Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum di Indonesia ini.
•    Menarik apa yang dikatakan Sekretaris Jenderal Transparency Internasional Indonesia Teten Masduki kepada harian ini, Minggu.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi menarik apa yang dikatakan Sekretaris Jenderal Transparency Internasional Indonesia Teten Masduki kepada wartawan harian ini, Minggu.

4.    Konjungsi
Konjungsi yang terdapat dalam wacana di atas adalah hanya terdiri dari konjungsi koordinatif (atau, dan), dan konjungsi korelatif (disebut/yang disebutnya pula) antara lain:
a.    Konjungsi koordinatif
•    Ia pun mengungkapkan berbagai skandal di lingkungan Mabes Polri atau pun di DIrektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
•    Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century.
•    Susno melakukan safari politik ke sejumlah lembaga, termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum.
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.
•    Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.
•    Masalahnya, bagaimana sakit kronisnya dunia peradilan kita yang melibatkan terdakwa, advokat, polisi, jaksa, dan hakim akan diatasi.
•    Apakah cukup dengan legal formal yang selama ini dijalani dan tak menimbulkan efek jera?
•    ... memecat semua hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi dan sesegara mungkin menyeleksi hakim-hakim baru.
b.    Konjungsi korelatif
•    Belakangan menjuat pula nama Sjahril Djohan yang disebut Susno sebagai “Mister X” yang disebutnya pula sebagai tokoh yang bisa mengatur perkara.

5.    Leksikal
a.    Pengulangan
•    Usia pemerintahan kini menginjak enam bulan.
Dalam enam bulan pemerintahan ini, situasi bangsa terus diwarnai kegaduhan politik yang tak kunjung reda. Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century. (Pengulangan utuh)
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.(Pengulangan utuh)
•    Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan menunjukkan potret riil sistem peradilan kita. Pengakuan itu memunculkan pertanyaan, bagaimana mungkin seorang hakim mengundang terdakwa ke rumahnya? Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.(Pengulangan utuh)
b.    Sinonim
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari asnun.
c.    Korelasi 
Dalam enam bulan pemerintahan ini, situasi bangsa terus diwarnai kegaduhan politik yang tak kunjung reda. Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century. DPR pun membentuk Panitia Khusus DPR tentang Hak Angket Bank Century yang hasil finalnya telah disampaikan kepada pemerintah.
Perseteruan di dalam internal kepolisian pun terjadi pasca-pemberhentian Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji. Susno melakukan safari politik ke sejumlah lembaga, termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum.
d.    Ekuivalensi
Menarik apa yang dikatakan Sekretaris Jenderal Transparency Internasional Indonesia Teten Masduki kepada harian ini, Minggu. Ia mengusulkan kepada Mahkamah Agung untuk mencontoh Georgia dengan memecat semua hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi dan sesegara mungkin menyeleksi hakim-hakim baru. Untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan kepemimpinan efektif yang berani melakukan terobosan.
2.    KOHERENSI
1.    Koherensi Berpenanda
•    Seusai perseteruan antara Polri... . (Hubungan makna tempo)
•    ... dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century. (Hubungan makna adisi)
•    ..., termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum. (Hubungan makna adisi)
•    Belakangan menjuat pula nama Sjahril Djohan yang disebut Susno sebagai “Mister X” yang disebutnya pula sebagai tokoh yang bisa mengatur perkara. (Hubungan makna adisi)
•    Terakhir kali, pengakuan mengejutkan muncul dari Ketua Majelis Hakim Muhtadi Asnun yang menangani perkara Gayus Tambunan. (Hubungan makna tempo)
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari Gayus. (Hubungan makna adisi)
•    ... dan moralitas para penegak hukum. (Hubungan makna adisi)
•    ... yang melibatkan terdakwa, advokat, polisi, jaksa, dan hakim akan diatasi. (Hubungan makna adisi)
•    Apakah cukup dengan legal formal yang selama ini dijalani dan tak menimbulkan efek jera? (Hubungan makna adisi)
•    ... semua hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi dan sesegara mungkin menyeleksi hakim-hakim baru. (Hubungan makna adisi)
•    Untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan kepemimpinan efektif yang berani melakukan terobosan. (Hubungan makna konklusi)
2.    Koherensi tidak Berpenanda
Perseteruan di dalam internal kepolisian pun terjadi pasca-pemberhentian Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji. Susno melakukan safari politik ke sejumlah lembaga, termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum. Ia pun mengungkapkan berbagai skandal di lingkungan Mabes Polri atau pun di DIrektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Sejumlah orang tersengat oleh nyanyian Susno. Tersebutlah nama pegawai pajak Gayus Tambunan, pengusaha Andi Kosasih, advokat Haposan Panggabean. Belakangan menjuat pula nama Sjahril Djohan yang disebut Susno sebagai “Mister X” yang disebutnya pula sebagai tokoh yang bisa mengatur perkara.
1    tempo (kemudian)
1 dan 2    kausalitas (karena itu)
2 dan 3    adisi ( S + juga)
3 dan 4    konklusi (akhirnya)
4 dan 5    adisi (dan)
5 dan 6     intensitas (bahkan)

Mungkinkah Kedudukan Bahasa Indonesia akan Tergeser?#

              Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan itu sangat penting bagi semua kalangan. Dengan perkembangan IPTEK saat ini menuntut setiap pelajar untuk mengikuti perkembangan zaman. Seperti juga pelajaran bahasa-bahasa asing sudah mulai dipelajari oleh semua orang. Para orang tua mulai memasukkan anaknya untuk belajar kursus bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Arab, dan lain-lain. Namun, ada juga orang tua yang menyekolahkan anaknya di sebuah-sekolah yang sangat menekankan untuk terus belajar dan berkomunikasi menggunakan bahasa asing. Misalnya saja di sebuah pondok pesantren, Pondok Modern Darussalam Gontor. Karena di sekolah tersebut kita ambil contoh di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 4 yang ada di Konda, Konawe Selatan sangat dianjurkan untuk menguasai 2 bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Dan di lingkungan Pondok tersebut jika berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan temannya hanya diwajibkan menggunakan Bahasa Inggris atau Bahasa Arab. Jika ada yang menggunakan bahasa Indonesia, santri tersebut akan ditegur. Nah, kalau begini adanya, mungkinkah kedudukan bahasa Indonesia itu akan tergeser dan digantikan oleh bahasa asing ?
             Cukup memprihatinkan, karena fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dari Warga Negara Indonesia menjadi tergeser. Karena bahasa asing, menjadi bahasa pergaulan, menjadi jembatan dalam persaingan global dan juga salah satu syarat dalam dunia pekerjaan.
Mempelajari bahasa-bahasa asing saat ini dianggap sebagai kebutuhan modal,  juga sebagai tolak ukur kemajuan individu-individu di masa depan. Tapi ini mempunyai pengaruh secara langsung dan tak langsung, yaitu bahasa asing menjadi bahasa sehari-hari agar terbiasa dan juga sebagai alat latih untuk memperlancar pengucapan, pendengaran dan penulisan.
              Tak dipungkiri pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia. Maka dari itu untuk memperdalam mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana perkembangannya sampai saat ini sehingga kita tahu mengenai bahasa pemersatu dari berbagai suku dan adat-istiadat yang beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk kita didalamnya.

APALAGI YANG TERSISA DI NEGERI INI ?#


          Kecerdasan manusia merupakan pemberian dari yang Maha Kuasa untuk dapat disyukuri dan dipergunakan dengan bijak semasa hidupnya. Dari pandangan yang ada di Negara Indonesia sebetulnya manusianya memikili berbagai kecerdasan (IQ, SQ, dan EQ) yang yang tidak kalah dari manusia-manusia lain di seluruh dunia. Hal ini terbukti dengan adanya hasil penelitian yang menyebutkan bahwa dari nenek moyang orang-orang Indonesia dulu sudah memiliki akal yang luar biasa hebatnya, salah satunya bahwa nenek moyang jaman dulu sudah bisa membuat kapal layar dan sudah bisa menjelajahi belahan dunia. Salah satu hasil kapal layar buatan orang Indonesia pada jaman dulu ialah seperti kapal pinisi atau perahu pinisi.
Setiap orang Indonesia sebenarnya mempunyai otak yang cerdas, akan tetapi karena faktor kemiskinan dan ketidakadaan biaya untuk mengembangkan kepintarannya tersebut. Banyak anak-anak di Indonesia yang terlantar sekolahnya dan tidak dapat menyambung sekolahnya ke tingkat yang lebih tinggi yang disebabkan faktor biaya, semakin tinggi sekolah di Indonesia maka semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Seharusnya pemerintah sangat bertanggungjawab untuk memikirkan nasib generasi penerus mereka di masa yang akan datang.
          Orang-orang pintar di Indonesia juga seringkali terpinggirkan dan disia-siakan oleh pemerintah Indonesia karena tidak bisa mengolah dengan baik dan memanfaatkan dengan bijak untuk kebaikan dan kemajuan Negara Indonesia. Sebagai contoh yaitu Ir. Habibi yang mempunyai keahlian membuat pesawat terbang dengan kecerdasan yang dimilikinya, yang sekarang beliau ditarik oleh Negara Jerman dalam membuat pesawat. Contoh selanjutnya Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan ini sebenarnya mempunyai otak yang luar biasa cerdasnya karena dengan penghitungan beliau, beliau dapat mengatur kestabilan dan meningkatkan keuangan Negara, sekarang ini beliau ditarik ke salah satu Bank Dunia untuk menjabat di sana.
          Pendidikan sangatlah penting bagi semua anak baik itu dari golongan tinggi, menengah, maupun dari golongan rendah. Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, persaingan semakin kuat. Siapa yang cepat, dia yang dapat. Jaman sekarang tak bisa dipungkiri lagi bahwa segalanya butuh uang (jaman matrealistis). Kebohongan pun bisa ditutupi dengan uang, yang seharusnya kebohongan itu diungkap agar tidak akan ada lagi kebohongan ke depan. Kini kejujuran saat ini sudah memudar. Hakim saja bisa melakukan korupsi, hakim saja bisa disuap (Akil Muchtar). Apalagi yang mau diharapkan dari negeri ini? Pejabat tingginya saja korupsi, artinya mereka telah memperlihatkan atau mengajarkan hal yang tidak baik kepada yang di bawahnya. Seharusnya, seorang yang ada di atas memberikan contoh yang baik untuk orang-orang yang di bawahnya supaya mereka tetap berada di jalur yang benar. Namun sekarang, orang di bawah malah ikut-ikutan dengan apa yang dilakukan orang di atas tanpa memikirkan akibatnya.
          Indonesia seharusnya malu pada negara lain. Indonesia merupakan negara kaya namun serakah para pejabat tingginya. Apakah mereka tidak malu dengan jas kebesaran mereka yang mereka bangga-banggakan tiap hari? Jas hitam yang melambangkan bahwa seseorang memiliki IQ yang tinggi, yang bisa diandalkan untuk memajukan negara ini. Tapi apa mau dikata, semuanya hanyalah sebuah hayalan. Karena tergiur dengan uang, uang bisa membuatnya kaya. Tergiur dengan jabatan, karena dengan jabatannya itu ia dengan mudah berkuasa sehingga kadang membuat orang lupa akan kulitnya. Begitu hebatnya pengaruh uang dan jabatan bagi diri seseorang. Dengan adanya uang dan jabatan, orang-orang lupa dengan Tuhannya dan seakan-akan dia hanya bertuhan kepada uang dan jabatan. Dan tidak heran para pejabat tinggi saat ini banyak yang berpenyakitan. Mereka selalu memikirkan kekayaan mereka, jabatan mereka. Dan tak tanggung-tanggungnya melakukan berbagai macam cara untuk mempertahankan semua yng dia punya.

PENTINGNYA STRATEGI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR#

KATA PENGANTAR
          Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis masih diberikan kesehatan dan kekuatan untuk menyelesaikan penulisan makalah ini.
        Terima kasih penulis ucapakan, terutama kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Strategi Belajar Mengajar karena atas bimbingan beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian penulisan makalah ini.
          Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, dari rekan-rekan pembaca penulis harapkan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.



                                                                                                  Kendari,   April 2013

                                                                                                                   Penulis


BAB I 
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
          Pendidikan merupakan sesuatu yang luhur, karena di dalamnya mengandung misi kebajikan. Pendidikan bukan sekadar proses kegiatan belajar mengajar, melainkan suatu proses penyadaran menjanjikan manusia sebagai manusia. Dengan kata lain, pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia. Pendidikan mempangaruhi seluruh aspek kepribadian dan kehidupan individu, meliputi perkembangan fisik, mental/pikiran, watak, emosional, sosial dan etika anak atau peserta didik.
Pendidikan bukan semata-mata membari informasi dan membentuk keterampilan saja, melainkan mencakup usaha mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang menyenangkan. Pendidikan bukan semata-mata untuk kehidupan sekarang, melainkan sebagai sarana mempersiapkan kehidupan yang akan datang, sehingga secara proaktif bahkan antisipatif mampu menjawab tantangan zaman yang selalu mengalami perubahan.
Tugas pendidikan adalah tugas kemanusiaan. Manusia yang berpotensi itu dapat berkembang ke arah yang baik, tetapi dapat pula berkembang ke arah yang tidak baik. Karena itulah maka diperlukan berbagai usaha yang didasari sepenuhnya dan dirancang secara sistematis agar perkembangan itu menuju ke hal-hal yang baik. Dengan pendidikan harkat dan martabat manusia ditingkatkan sampai setinggi-tingginya.
Di dalam sejarah dunia pendidikan guru merupakan sosok figur teladan bagi siswa/i yang harus memiliki strategi dan teknik-teknik dalam mengajar. Kegiatan belajar mengajar sebagai sistem intruksional merupakan interaksi antara siswa dengan komponen-komponen lainnya, dan guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran agar lebih aktif dan efektif secara optimal. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya di sebut metode mengajar. Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau insturktur kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa dengan baik. Di dalam kenyatan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada siswa, berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap.
B.    Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalahnya adalah “Apa pentingnya strategi dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun bagi peserta didik itu sendiri”.
C.    Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah “untuk mengetahui pentingnya strategi dalam proses belajar mengajar.”

BAB II
 PEMBAHASAN
A.    Pengertian Startegi Belajar Mengajar
        Dalam arti umum strategi adalah suatu penataan potensi dan sumber daya agar efisien dalam memperoleh hasil sesuai rancangan. Istilah yang dekat dengan ini adalah taktik atau siasat. Siasat merupakan pemanfaatan optimal situasi dan kondisi untuk menjangkau sasaran. Secara konsep strategi itu dalam belajar mengajar adalah sesuatu yang bersifat filosofi. Istilah strategi pada awalnya sering digunakan pada dunia militer yang berarti cara dan siasat penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.  Dalam kontak tersebut, strategi didefinisikan sebagai cara yang akan ditempuh dalam memperoleh keberhasilan atau mencapai tujuan secara optimal.
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan definisi ini maka ada dua hal yang penting :
1.    Strategi pengajaran merupakan rencana tindakan termasuk pemanfaatan metode dan sumber daya yang ada.
2.    Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa penyususnan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar, semuanya diarahkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran secara maksimal dan optimal.  (maksimal: sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang; bersifat kuantitas. Optimal: sesuatu yang dikuasai siswa secara kualitas dan sifatnya sangat relatif) (pandangan David JR) Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan edukasi yang dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
         Dick dan Carey menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set  materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa secara aktif dan partisipatif.
Strategi belajar mengajar berarti strategi belajar bagaimana cara mengajar, melainkan strategi mengajar dengan meletakkan kedua aktivitas subyek didik dan pendidik dalam suatu konteks yang di dalamnya lebih ditekankan pada aktivitas belajar subyek didik. Selain itu, strategi juga berarti menata potensi (subyek didik, pendidik) dan sumber daya (sarana, biaya, prasarana) agar suatu program dapat mencapai tujuannya. Taktik atau siasat belajar mengajar adalah suatu penataan atau pengelolaan kondisi dan situasi instruksional dan non instruksional agar tujuan belajar mengajar tercapai secara efisien. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuntut digunakannya strategi belajar mengajar yang beragam. Sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai. Misalnya metode ceramah lebih unggul untuk menyampaikan pengetahuan faktual, sedangkan diskusi lebih unggul untuk memecahkan masalah, analisis, sintesis dan semacamnya.
Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan Belajar adalah kegiatan Primer dalam kegiatan kegiatan belajar mengajar, sedangkan Mengajar adalah kegiatan Skunder, maksudnya untuk terciptanya kegiatan belajar siswa yang optimal.
1.    Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran Belajar
        Memiliki lima atribut pokok ialah: Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial). Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
a.    Motivasi
          Yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
b.    Aktivitas
          Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
c.    Perbedaan individual
        Yaitu individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan.
B.    Orientasi Strategi Belajar Mengajar
          Strategi belajar mengajar berorientasi langsung kepada siswa dan guru. Gagne dan Briggs menjelaskan orientasi strategi belajar mengajar menjadi 5 (lima) aspek:
a.    Strategi pengaturan guru dan peserta didik.
          Hubungan guru dan peserta didik adalah lansung baik secara individual maupun secara kelompok. Komunikasi belajar dapat juga dilakukan melalui tugas mandiri dan kelompok.
b.    Struktur kegiatan pengajaran.
          Struktur kegiatan pengajaran dapat bersifat intrivert dan ekstrovert.
•    Introvert adalah struktur kegiatan pengajaran yang telah ditentukan secara ketat, baik proses yang dilalui oleh siswa maupun penilaiannya. Contoh, proses pembelajaran yang dilakukan dalam laboratorium.
•    Ektrovert adalah kindisi pengajaran serta prosedur yang ditempuh di dalam proses belajar mengajar tidak ditentukan terlebih dahulu melainkan di dalam proses baru ditentukan prosedur tersebut (tidak ketat).
c.    Peranan guru dan peserta didik dalam mengolah pesan.
         Dalam belajar mengajar salah satu yang hendak dicapai adalah tujuan pembalajaran. Di dalam mencapai tujuan ini disampaikan melalui pesan yang dikomunikasikan melalui interaksi guru-murid. Semakin komunikatif dan interaktif. Proses belajar mengajar semakin memungkinkan optimal tercapai tujuan pembelajaran.
Biasanya kondisi ini dapat dicapai melalui dua strategi pembalajaran yaitu: Strategi ekspositorik (pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan siap) dan strategi heuristik (pengajaran yang mengharuskan pengolahan oleh peserta didik sendiri) yang biasanya dilalui dengan cara discovery dan inquiry.
d.    Proses pengolahan pesan, dalam hal ini ada dua strategi yaitu:
•    Melalui proses reduksi yaitu proses pengajaran yang beranjak dari hal yang umum menuju ke hal yang khusus.
•    Melalui proses induksi yaitu proses pengajaran yang beranjak dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum.
e.    Tujuan-tujuan belajar mengajar.
Pengklasifikasian kondisi belajar menjadi penting dalam mencapai tujuan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan belajar mensyaratkan strategi kondisi belajar tertentu yang aka dicapai.
Setiap guru membutuhkan kondisi balajar di dalam mencapai tujuan proses belajar mengajarnya. Hal ini membutuhkan 5 aspek kemampuan :
1.    Keterampilan intelektual
2.    Strategi kognitif (mengatur cara berpikir)
3.    Informasi verbal
4.    Keterampilan motorik (kemampuan gerak)
5.    Sikap dan  nilai
C.    Jenis Strategi Belajar Mengajar
         Berbagai jenis strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain:
1.    Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
Strategi deduktif. Dengan strategi deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi. Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
2.    Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
Strategi belajar mengajar ekspositorik, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang menyiasati agar semua aspek dari komponen pembentukkan sistem intruksional mengarah pada penyampaian isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Dalam strategi ini tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsi dan konsep yang dipelajari. Semuanya telah disajikan guru secara jelas melalui aspek-aspek dari komponen yang langsung behubungan dengan para siswa pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Strategi Belajar Mengajar Heuristik, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang mensiasati agar aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem intruksional mengarah pada pengaktifan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip dan konsep yagn mereka butuhkan.
3.    Atas dasar pertimbangan pengaturan guru strategi seorang guru.
Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa. Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
D.    Strategi Belajar Siswa
         Dalam bidang membelajaran, strategi dimaknai sebagai tindakan khusus yang dilakukan oleh siswa untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami sendiri secara langsung, lebih efektif, dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru (Oxford, 1992: 8). Tujuan utama pengenalan strategi belajar siswa adalah untuk menghasilkan pembelajar yang dapat mengendalikan diri sendiri, yang didefinisikan sebagai individu yang dapat: (1) secara teliti mendiaknosis suatu situasi pembelajaran tertentu, (2) memilih salah satu atau beberapa strategi belajar mengajar untuk memecahkan masalah/tugas belajar yang dihadapi, (3) memonitori keefektifan strategi yang telah dipilih dan digunakannya, (4) cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi pembelajaran sampai pembelajaran itu tuntas (Nur, 2000).
Dukungan teoritis untuk pengembangan strategi-strategi belajar terutama berasal dari teori belajar kognitif dan pemrosesan informasi. Teori-teori tersebut menekankan pentingnya pengetahuan awal dalam proses pembelajaran dan membagi pengetahuan ke dalam tiga kategori: pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu (misalnya fakta, konsep, dan generalisasi tentang pendapat umum), sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakuka sesuatu (misalnya berpidato, berdiskusi, menulis artikel, mengajar yang efektif). Pengetahuan kondisional adalah pengetahuan tentang kapan dan mengapa menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural tertentu.
Dalam kaitannya dengan usaha mempermudah mengolahan informasi untuk diorganisasikan dan disimpan, digunakan berbagai strategi belajar. strategi-strategi itu dikelompokkan menjadi empat kategori, (a) strategi pengulangan, (b) strategi elaborasi, (c) strategi organisasi, (d) strategi metakognitif (Nur 2000).
Strategi pengulangan sederhana terdiri atas strategi pengulangan informasi secara verbal dan dapat tersimpan di dalam memori jangka pendek dalam waktu yang cukup lama. Strategi pengulangan kompleks terdiri atas penambahan sesuatu yang bermakna pada pengulangan verbal, dan masuk pada memori jangka panjang.
Strategi-strategi elaborasi membantu dalam proses pengembangan makna informasi baru dengan penambahan dengan rincian dan penemuan-penemuan hubungan. Strategi elaborasi yang paling sering digunakan adalah analogi, catatan matriks, dan membaca PQ4R.
Strategi organisasi berfungsi meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan pembelajaran baru dengan menerapkan struktur pengorganisasian baru pada ide-ide sederhana dan kompleks. Strategi organisasi yang sering digunakan adalah mnemonic, outlining, dan peta konsep.
Strategi metakognitif berhubungan dengan berpikir siswa dengan berpikirnya sendiri dan kemampuannya untuk memonitor proses-proses kognitif.
E.    Peran Guru dalam Menerapkan Strategi Belajar Mengajar
          Bagaimana seorang guru dalam menerapkan strategi belajar mengajar itu? Sebagai calon guru, penulis mencoba untuk mendiskripsikan bagaimana cara menerapkan strategi belajar mengajar yang baik untuk masa yang akan datang agar dunia pendidikan kita memiliki potensi sumber daya manusia yang ahli dan mampu bersaing dengan dunia luar dan mengangkat harkat dan martabat bangsa, agar dunia luar tidak hanya bisa mengatakan bahwa negara kita hanya kaya akan sumber daya alam saja. Sebab kemajuan sebuah negara itu adalah berdasarkan tingkat pendidikan yang dimilikinya, dan pendidikan setiap wilayah wawasan nusantara haruslah diperhatikan bagaimana sistem dan strategi pendidikan di daerah tersebut agar sejalan dan sesuai dengan daerah perkotaan yang telah maju.
          Dalam hal ini peran guru untuk menjalankan tugas panggilannya sangat diperlukan. Guru harus memiliki peran-peran yang bisa membimbing dan mendukung pola pikir anak didik agar mampu menjadi anak didik yang diharapkan seperti, Guru yang konstruktif harus selalu inovatif untuk mengadopsi metode-metode baru untuk memotivasi belajar anak-anak didiknya. Ia harus menempatkan anak-anak didiknya sebagai pusat pembelajaran, artinya sejauh mana materi disampaikan bukan tergantung guru dan kurikulumnya tetapi tergantung kepada murid-muridnya. Seorang guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya. Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang calon /guru adalah pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka.
Seorang guru harus menjadi motivasi bagi anak-anak didiknya, melalui kebiasaan membaca buku, budaya fisik dan mental ini bisa memberi contoh kepada anak-anak didik. Karena murid-murid selalu mengikuti perilaku guru mereka. Jadi seorang guru dapat melakukan banyak hal melalui kekuatan motivasi. Seorang guru harus menyadari bahwa kekuatan motivasi dan menggunakannya dengan baik dimanapun.
Ada Senyum di Dalam Kelas, Senyum memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya dalam batas-batas sekolah, tetapi juga bahkan di dalam masyarakat pada umumnya. Senyum adalah ekspresi cinta. Senyum adalah kekuatan dan kekuasaan seseorang. Sekolah juga harus menjadikan senyum sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar.
Seorang guru menyentuh hati anak-anak didiknya melalui daya tarik ‘senyum’. Senyum menciptakan percaya diri anak-anak didik kita. Perkembangan kemajuan anak-anak didik terhadap mata pelajarannya, terjadi ketika mereka mulai menyukai dan mencintai gurunya. Bagaimana murid mau mencitai pelajarannya jika ia tidak mencintai gurunya. Senyuman seorang guru, menciptakan getaran yang kuat pada diri anak-anak didiknya. Anak-anak didik kita tidak merasa takut untuk mengungkapkan persoalan apa yang terjadi dalam dirinya. Mereka tidak segan-segan lagi mengajukan pertanyaan, dan kebebasan berpikir di dalam kelas secara otomatis terjadi, ketika senyum hadir di dalam kelas.
Seorang guru dituntut untuk menjadi seorang teman untuk anak-anak didiknya. Persahabatan dapat membantu kita untuk lebih memahami seorang anak. Seorang anak didik akan mengungkapkan kesulitan/masalah hanya kepada guru yang sudah menjadi temanya. Tetapi, jika kita sebagai guru hanya memerankan seseorang pemberi tugas atau bahkan pemimpin sirkus untuk anak-anak didik kita, kita akan merusak kegitan belajar mengajar mereka. Anak-anak didik kita mulai membenci kita dan menyembunyikan segala sesuatu yang ada pada dirinya kepada kita. Anak-anak didik kita akan mengembangkan rasa takut kepada kita. Itu sebabnya, banyak orang tua dan guru berada dalam masalah besar, ketika semua persoalan pribadi anak-anak kita tidak mengemuka. Anak-anak didik kita kehilangan kebebasan untuk berterus-terang menceritakan masalahnya.
Sebenarnya ini bukan kesalahan anak-anak didik kita, tapi kesalahan kita sebagai orang tua dan guru di sekolah, yang tidak memiliki seni ‘bagaimana untuk menjadi teman dari anak-anak didik kita.’ Karena strategi jitu dalam proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas menentukan terciptanya keoptimalan hasil belajar mangajar. Itu yang menjadi pendapat kami mengenai cara seoarang guru menerapkan strategi belajar mengajar di masa depan.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan  
          Berdasarkan Makalah ini penulis dapat memberi kesimpulan, bahwa pentingnya Strategi dalam Proses Belajar Mengajar itu sangat penting untuk membangun, mendidik dan menciptakan anak didik yang memiliki potensi dan pola pikir yang baik dan positif. Sebab bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang guru yang profesional dan menjalankan tugas pangilanya untuk memberikan apa yang telah diketahui kepada siswa di kelas.
          Tanggung jawab dalam melayani siswa adalah besar dan itu yang menentukan arah pendidikan suatu bangsa. Bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan melainkan harus pandai dalam menyampaikan kepada peserta didik dengan metode-metode, teknik-teknik dan strategi yang bijaksana agar proses belajar mengajar itu tidak monoton dan menyenakan bagi siswa serta mudah dicerna dan di pahami.

B.    Saran
         Penulis menyarankan agar di dalam melakukan tugas panggilan sebagai seorang pelayan siswa atau sering kita katakan guru haruslah cerdas dalam Intelektual, Emosional dan Spiritual agar proses belajar mengajar itu berjalan dengan lancar. Pandai dalam menggunakan waktu, dapat membedakan kepentingan pribadi dengan kepentingan pendidikan. Sebab kita sebagai calon/guru sebagai alat untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik dari pada kita saat sekarang ini, untuk mereka di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Pengelolaan Pengajaran, Ahmad Rohani
Sulistyono, T., 2003. Modul Umum  Wawasan Pendidikan. Jakarta: PLP, Ditjen Didasmes, Depdiknas
www. Google. com