S E L A M A T D A T A N G

Selasa, 19 November 2013

MENGANALISIS WACANA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI#

                                                   Antara Hukum Dan Sebungkus Nasi
Tanggal 10 Juli 2009. Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dilantik sebagai Presiden-Wapres. Usia pemerintahan kini menginjak enam bulan.
Dalam enam bulan pemerintahan ini, situasi bangsa terus diwarnai kegaduhan politik yang tak kunjung reda. Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century. DPR pun membentuk Panitia Khusus DPR tentang Hak Angket Bank Century yang hasil finalnya telah disampaikan kepada pemerintah.
Perseteruan di dalam internal kepolisian pun terjadi pasca-pemberhentian Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji. Susno melakukan safari politik ke sejumlah lembaga, termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum. Ia pun mengungkapkan berbagai skandal di lingkungan Mabes Polri atau pun di DIrektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Sejumlah orang tersengat oleh nyanyian Susno. Tersebutlah nama pegawai pajak Gayus Tambunan, pengusaha Andi Kosasih, advokat Haposan Panggabean. Belakangan menjuat pula nama Sjahril Djohan yang disebut Susno sebagai “Mister X” yang disebutnya pula sebagai tokoh yang bisa mengatur perkara.
Terakhir kali, pengakuan mengejutkan muncul dari Ketua Majelis Hakim Muhtadi Asnun yang menangani perkara Gayus Tambunan. Menurut penjelasan Ketua Komisi Yudisial Busyro Muqoddas, hakim Asnun mengaku telah menerima Rp 50 juta dari Gayus.
Busyro pun menyebutkan tiga kesalahan yang dilakukan Asnun. Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.
Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan potret riil sistem peradilan kita. Pengakuan itu memunculkan pertanyaan, bagaimana mungkin seorang hakim mengundang terdakwa ke rumahnya? Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.
Sejumlah aktivis mendeklarasikan situasi darurat mafia hukum di negeri. Masalahnya, bagaimana sakit kronisnya dunia peradilan kita yang melibatkan terdakwa, advokat, polisi, jaksa, dan hakim akan diatasi. Apakah cukup dengan legal formal yang selama ini dijalani dan tak menimbulkan efek jera?
Menarik apa yang dikatakan Sekretaris Jenderal Transparency Internasional Indonesia Teten Masduki kepada harian ini, Minggu. Ia mengusulkan kepada Mahkamah Agung untuk mencontoh Georgia dengan memecat semua hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi dan sesegara mungkin menyeleksi hakim-hakim baru. Untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan kepemimpinan efektif yang berani melakukan terobosan.

Menganalisis wacana “Antara Hukum dan Sebungkus Nasi” dengan menggunakan dua analisis yaitu analisis kohesi dan analisis koherensi.
1.    KOHESI
Holiday dan Hasan mengemukakan sarana-sarana kohesif yang terperinci dalam karya mereka yang berjudul Cohesion In English. Mereka mengelompokkan sarana-sarana kohesif itu ke dalam lima kategori, yaitu:
1.    Pronomina
2.    Subtitusi
3.    Ellipsis
4.    Konjungsi
5.    Leksikal
Berdasarkan teori tersebut maka sarana-sarana kohesif yang ada dalam wacana di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Pronomina
Pronomina yang terdapat dalam wacana di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a.    Pronomina persona
•    Ia pun mengungkapkan berbagai skandal di lingkungan Mabes Polri atau pun di DIrektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Pronomina persona ketiga tunggal ia mengacu pada Komisaris Jenderal Susno Duadji.
•    Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan potret riil sistem peradilan kita.
Pronomina persona pertama jamak kita mengacu pada warga negara Indonesia.
•    Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.
Pronomina persona pertama jamak kita mengacu pada rakyat Indonesia.
•    Masalahnya, bagaimana sakit kronisnya dunia peradilan kita yang melibatkan terdakwa, advokat, polisi, jaksa, dan hakim akan diatasi.
Pronomina persona pertama jamak kita mengacu pada rakyat Indonesia.
•    Ia mengusulkan kepada Mahkamah Agung untuk mencontoh Georgia dengan memecat semua hakim ... .
Pronomina persona ketiga tunggal ia mengacu pada Teten Masduki.
b.    Pronomina penunjuk
•    Dalam enam bulan pemerintahan ini, situasi bangsa terus diwarnai kegaduhan politik yang tak kunjung reda.
Pronomina penunjuk ini mengacu pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
•    Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century.
Pronomina penunjuk ini mengacu pada bangsa Indonesia.
•    Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan... .
Pronomina penunjuk itu mengacu pada pengakuan bahwa Asnun telah menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.
•    Pengakuan itu memunculkan pertanyaan... ?
Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita... .
Kedua pronomina penunjuk itu mengacu pada pengakuan Asnun menerima dana dari Gayus.
•    Apakah cukup dengan legal formal yang selama ini dijalani dan tak menimbulkan efek jera?
Pronomina penunjuk ini mengacu pada pemerintahan SBY-Boediono.
•    Untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan kepemimpinan efektif yang berani melakukan terobosan.
Pronomina penunjuk itu mengacu pada masalah seperti hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi.
2.    Subtitusi
Subtitusi atau penyulihan unsur bahasa oleh unsur lain yang lebih besar dari wacana di atas adalah:
•    Pengakuan itu memunculkan pertanyaan, bagaimana mungkin seorang hakim mengundang terdakwa ke rumahnya?
Dari kalimat tersebut Muhtadi Asnun disulih dengan kata seorang hakim, sedangkan Gayus disulih dengan kata terdakwa.
•    Sejumlah orang tersengat oleh nyanyian Susno.
Frasa sejumlah orang pada kalimat tersebut merupakan konstituen yang berfungsi menyulih kata Gayus Tambunan, Andi Kosasih, dan Haposan Panggabean.
3.    Ellipsis
Kata-kata atau frasa-frasa yang di elipsis pada kalimat yang terdapat dalam wacana di atas adalah:
•    Usia pemerintahan kini menginjak enam bulan.
Jika dituliskan secara lengap, bentuk kalimat itu menjadi usia pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono kini menginjak enam bulan.
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari asnun.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi Pertama, Asnun pernah memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, Asnun pernah mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga, Asnun pernah menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.
•    Sejumlah aktivis mendeklarasikan situasi darurat mafia hukum di negeri.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi sejumlah aktivis mendeklarasikan situasi darurat mafia hukum di dalam negeri ini/di negeri tercinta ini.
•    Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan menunjukkan potret riil sistem peradilan kita.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan menunjukkan potret riil sistem peradilan kita yang semakin buruk dan kian menghawatirkan.
•    Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum di Indonesia ini.
•    Menarik apa yang dikatakan Sekretaris Jenderal Transparency Internasional Indonesia Teten Masduki kepada harian ini, Minggu.
Jika dituliskan secara lengkap, maka bentuk kalimat tersebut menjadi menarik apa yang dikatakan Sekretaris Jenderal Transparency Internasional Indonesia Teten Masduki kepada wartawan harian ini, Minggu.

4.    Konjungsi
Konjungsi yang terdapat dalam wacana di atas adalah hanya terdiri dari konjungsi koordinatif (atau, dan), dan konjungsi korelatif (disebut/yang disebutnya pula) antara lain:
a.    Konjungsi koordinatif
•    Ia pun mengungkapkan berbagai skandal di lingkungan Mabes Polri atau pun di DIrektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
•    Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century.
•    Susno melakukan safari politik ke sejumlah lembaga, termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum.
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.
•    Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.
•    Masalahnya, bagaimana sakit kronisnya dunia peradilan kita yang melibatkan terdakwa, advokat, polisi, jaksa, dan hakim akan diatasi.
•    Apakah cukup dengan legal formal yang selama ini dijalani dan tak menimbulkan efek jera?
•    ... memecat semua hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi dan sesegara mungkin menyeleksi hakim-hakim baru.
b.    Konjungsi korelatif
•    Belakangan menjuat pula nama Sjahril Djohan yang disebut Susno sebagai “Mister X” yang disebutnya pula sebagai tokoh yang bisa mengatur perkara.

5.    Leksikal
a.    Pengulangan
•    Usia pemerintahan kini menginjak enam bulan.
Dalam enam bulan pemerintahan ini, situasi bangsa terus diwarnai kegaduhan politik yang tak kunjung reda. Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century. (Pengulangan utuh)
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari Gayus.(Pengulangan utuh)
•    Dengan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, pengakuan Asnun itu menunjukkan menunjukkan potret riil sistem peradilan kita. Pengakuan itu memunculkan pertanyaan, bagaimana mungkin seorang hakim mengundang terdakwa ke rumahnya? Pengakuan itu semakin menginformasikan kepada kita betapa hancurnya sistem hukum dan moralitas para penegak hukum.(Pengulangan utuh)
b.    Sinonim
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari asnun.
c.    Korelasi 
Dalam enam bulan pemerintahan ini, situasi bangsa terus diwarnai kegaduhan politik yang tak kunjung reda. Seusai perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century. DPR pun membentuk Panitia Khusus DPR tentang Hak Angket Bank Century yang hasil finalnya telah disampaikan kepada pemerintah.
Perseteruan di dalam internal kepolisian pun terjadi pasca-pemberhentian Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji. Susno melakukan safari politik ke sejumlah lembaga, termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum.
d.    Ekuivalensi
Menarik apa yang dikatakan Sekretaris Jenderal Transparency Internasional Indonesia Teten Masduki kepada harian ini, Minggu. Ia mengusulkan kepada Mahkamah Agung untuk mencontoh Georgia dengan memecat semua hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi dan sesegara mungkin menyeleksi hakim-hakim baru. Untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan kepemimpinan efektif yang berani melakukan terobosan.
2.    KOHERENSI
1.    Koherensi Berpenanda
•    Seusai perseteruan antara Polri... . (Hubungan makna tempo)
•    ... dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bangsa ini heboh dengan kasus Bank Century. (Hubungan makna adisi)
•    ..., termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum. (Hubungan makna adisi)
•    Belakangan menjuat pula nama Sjahril Djohan yang disebut Susno sebagai “Mister X” yang disebutnya pula sebagai tokoh yang bisa mengatur perkara. (Hubungan makna adisi)
•    Terakhir kali, pengakuan mengejutkan muncul dari Ketua Majelis Hakim Muhtadi Asnun yang menangani perkara Gayus Tambunan. (Hubungan makna tempo)
•    Pertama, memerintahkan panitera menjemput dan mengantarkan Gayus yang sedang berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang. Kedua, mengundang terdakwa Gayus ke rumah Asnun, dan ketiga menerima dana Rp 50 juta dari Gayus. (Hubungan makna adisi)
•    ... dan moralitas para penegak hukum. (Hubungan makna adisi)
•    ... yang melibatkan terdakwa, advokat, polisi, jaksa, dan hakim akan diatasi. (Hubungan makna adisi)
•    Apakah cukup dengan legal formal yang selama ini dijalani dan tak menimbulkan efek jera? (Hubungan makna adisi)
•    ... semua hakim yang terindikasi dan terbukti korupsi dan sesegara mungkin menyeleksi hakim-hakim baru. (Hubungan makna adisi)
•    Untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan kepemimpinan efektif yang berani melakukan terobosan. (Hubungan makna konklusi)
2.    Koherensi tidak Berpenanda
Perseteruan di dalam internal kepolisian pun terjadi pasca-pemberhentian Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji. Susno melakukan safari politik ke sejumlah lembaga, termasuk DPR dan Satuan Tugas Pemberhentian Mafia Hukum. Ia pun mengungkapkan berbagai skandal di lingkungan Mabes Polri atau pun di DIrektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Sejumlah orang tersengat oleh nyanyian Susno. Tersebutlah nama pegawai pajak Gayus Tambunan, pengusaha Andi Kosasih, advokat Haposan Panggabean. Belakangan menjuat pula nama Sjahril Djohan yang disebut Susno sebagai “Mister X” yang disebutnya pula sebagai tokoh yang bisa mengatur perkara.
1    tempo (kemudian)
1 dan 2    kausalitas (karena itu)
2 dan 3    adisi ( S + juga)
3 dan 4    konklusi (akhirnya)
4 dan 5    adisi (dan)
5 dan 6     intensitas (bahkan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar